Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Pusat, menyarankan kaum muda untuk menghindari pernikahan usia
dini guna menghindari kemungkinan terjadinya resiko kanker leher rahim (Kanker
Serviks) pada pasangan istri.
Pernyatan itu disampaikan Kepala BKKBN dr Sugiri Syarief, MPA dalam kegiatan program KB Nasional yang berlangsung di Hotel Horizon, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis."Menikah terlalu muda bisa menjadi pemicu timbulnya kanker leher rahim, yang menjadi urutan pertama penyebab kematian diantara jenis-jenis kanker yang ada," katanya.
Menurut Syarief, Program Keluarga Berencana (KB) dan pencegahan kanker leher rahim berjalan seirama. Program KB memiliki tujuan untuk membatasi jumlah anak sekaligus memberikan pengetahuan bagaimana menjaga kesehatan reproduksi."Masyarakat disarankan memberi jarak kehamilan untuk memiliki anak. Selain itu juga penting untuk kaum ibu melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui bagaimana kondisi reproduksinya," katanya.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kata dia, Penyebab kanker leher rahim 90 persen karena virus yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab diantaranya, menikah muda, melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti, dan perempuan perokok.
BKKBN, kata Sugiri Syarief, saat ini tengah menggalakkan program KB pada pasangan usia subur, utamanya yang baru menikah agar mengetahui apa fungsi keluarga. Sehingga, program KB tidak hanya bersifat konsultasi mengenai alat kontrasepsi, dan kegiatan reproduksi tetapi lebih bersifat penanaman budaya untuk generasi muda tentang betapa pentingnya keluarga dan manfaat KB.
"Kami telah melakukan kerjasama dengan Departemen Agama untuk menyiapkan buku panduan pranikah. Semua materi substansi yang berkaitan dengan pembangunan keluarga akan dimasukan di buku panduan tersebut. Isi buku panduan diajarkan kepada calon pasangan pengantin sewaktu belum nikah," ujar Sugiri Syarief.
Ditambahkan Sugiri Syarif, selama tahun 2009, pihaknya telah menjalankan sejumlah program kesehatan reproduksi remaja diantaranya, pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)."Program PIK-KRR merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan prilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, serta meningkatkan drajat reproduksinya. Ke depan kami berharap seluruh Kecamatan di Indonesia akan memiliki program tersebut," katanya.ant/kpo
Pernyatan itu disampaikan Kepala BKKBN dr Sugiri Syarief, MPA dalam kegiatan program KB Nasional yang berlangsung di Hotel Horizon, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis."Menikah terlalu muda bisa menjadi pemicu timbulnya kanker leher rahim, yang menjadi urutan pertama penyebab kematian diantara jenis-jenis kanker yang ada," katanya.
Menurut Syarief, Program Keluarga Berencana (KB) dan pencegahan kanker leher rahim berjalan seirama. Program KB memiliki tujuan untuk membatasi jumlah anak sekaligus memberikan pengetahuan bagaimana menjaga kesehatan reproduksi."Masyarakat disarankan memberi jarak kehamilan untuk memiliki anak. Selain itu juga penting untuk kaum ibu melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui bagaimana kondisi reproduksinya," katanya.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kata dia, Penyebab kanker leher rahim 90 persen karena virus yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab diantaranya, menikah muda, melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti, dan perempuan perokok.
BKKBN, kata Sugiri Syarief, saat ini tengah menggalakkan program KB pada pasangan usia subur, utamanya yang baru menikah agar mengetahui apa fungsi keluarga. Sehingga, program KB tidak hanya bersifat konsultasi mengenai alat kontrasepsi, dan kegiatan reproduksi tetapi lebih bersifat penanaman budaya untuk generasi muda tentang betapa pentingnya keluarga dan manfaat KB.
"Kami telah melakukan kerjasama dengan Departemen Agama untuk menyiapkan buku panduan pranikah. Semua materi substansi yang berkaitan dengan pembangunan keluarga akan dimasukan di buku panduan tersebut. Isi buku panduan diajarkan kepada calon pasangan pengantin sewaktu belum nikah," ujar Sugiri Syarief.
Ditambahkan Sugiri Syarif, selama tahun 2009, pihaknya telah menjalankan sejumlah program kesehatan reproduksi remaja diantaranya, pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)."Program PIK-KRR merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan prilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, serta meningkatkan drajat reproduksinya. Ke depan kami berharap seluruh Kecamatan di Indonesia akan memiliki program tersebut," katanya.ant/kpo
Komentar
Program KB memang sarat dengan
kepentingan duniawi sehingga kepentingan ukhrawi (baca perintah Tuhan) bila
perlu diabaikan atau dilanggar. Contohnya: Islam menyuruh umatnya untuk punya
anak sebanyak-banyaknya, sedangkan BKKBN menganjurkan 2 orang anak saja. Nabi
menikahi Aisyah ketika dia baru berumur 9 tahun. Kalau itu terjadi sekarang di Indonesia
pasti Nabi ditahan seperti Mbah Puji karena melanggar UU Perlindungan Anak.
Saya sendiri dan isteri saya menikah ketika masih sama-sama umur 21 tahun, dan
dikaruniai 7 orang anak dan semuanya tamatan perguruan tinggi. Walau umur saya
sekarang sudah hampir masuk kepala 7, saya masih berani naik motor. Artinya
sehat-sehat saja. Isteri saya pun hingga sekarang tidak pernah menderita
penyakit seperti dinyatakan kepala BKKBN itu, masih dapat mengerjakan sendiri
semua pekerjaan rumah tanpa bantuan PRT. Pergi jauh sendirian pun berani.
Artinya sehat-sahat saja. Berhati-hatilah dalam mengemukakan pendapat. Sesuatu
yang bersifat kasuistik jangan dijadikan alasan (apalagi satu-satunya alasan)
untuk menjeneralisasi bahwa perkawinan pada usia muda selalu menimbulkan
penyakit kanker leher rahim. Pak dokter yang kepala BKKBN saya sarankan untuk
membaca disertasi Dr. Ahmad Ramali, tentang Peraturan Syari'ah mengenai
Kesehatan, doktor pertama alumni FK UGM, dan buku Birth Control, karya Abul
A'la Maududi, edisi Inggris (1980), agar anda tidak terjerumus dalam
"konfrontasi" dengan Tuhan.
Ibnu SInah
Ibnu SInah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar