Rabu, 16 November 2011

Awal Kehamilan Bisa Ditandai Oleh Ilmu Kedokteran

Masyarakat awam biasa menghitung usia kehamilan dengan bilangan bulan. Namun ada juga di antara mereka yang sudah mulai menghitungnya dengan bilangan minggu.Pertanyaannya, manakah yang lebih dibenarkan oleh kalangan medis?

    “Ilmu kedokteran menetapkan agar kaum wanita menghitung usia kehamilannya dengan bilangan minggu. Karena dengan menggunakan bilangan minggu, pengawasan akan lebih mudah dilakukan, khususnya pada kasus yang mempunyai risiko dapat dilakukan lebih teliti,” kata Dr. Laila Nuranna dari Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam sebuah seminar baru-baru ini.

    Ia juga menjelaskan, lamanya kehamilan pada seorang wanita normal sebaiknya dihitung dari mulai ovulasi sampai persalinan yang cukup bulan, kira-kira 280 hari atau 40 minggu. Lalu apakah tanda dan gejala kehamilan itu dapat dirasakan oleh setiap calon ibu? Nuranna menegaskan : “Bisa dirasakan.”

    Ada 12 tanda yang bisa dirasakan.Kedua belas tanda yang bisa dirasakan itu adalah : Pertama, terlambat mendapatkan haid. Bagi wanita, mengetahui dan mengingat hari pertama haid terakhir, khususnya untuk mengetahui  tuanya usia kehamilan, di samping untuk memperkirakan tanggal persalinan, amatlah penting.

    Kedua, mual dan muntah-muntah. Gejala mual dan muntah-muntah ini sering terjadi pada pagi hari. Oleh karena itu gejala tersebut populer disebut  ‘morning sickness’. Bila keluhan seperti ini berlebihan dirasakan sehingga menyebabkan tidak bisa minum dan makan, maka diperlukan perawatan seorang dokter ahli.

    Ketiga, pingsan. Sering terjadi bila wanita hamil berada di suatu tempat yang ramai atau berhawa panas. Keempat, mengidam yang artinya menginginkan sesuatu berupa makanan atau minuman tertentu yang harus dipenuhi oleh suami sendiri dan tidak bisa dilakukan orang lain. Keluhan seperti ini sering terjadi pada awal kehamilan.

    Kelima, payudara membesar. Pembesaran payudara ini biasanya akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Keenam, tidak nafsu makan. Umumnya keadaan ini terjadi pada awal kehamilan. Pada masa-masa berikutnya nafsu makan timbul lagi, bahkan cenderung berlebihan. Namun dianjurkan keadaan  ini harus cepat-cepat diatasi dan dicegah terjadinya.

    Ketujuh, sering buang air kecil (kencing). Tanda ini terjadi pada awal dan akhir kehamilan. Kedelapan, obstipasi (sukar buang air besar). Keadaan ini terjadi akibat menurunnya tonus otot di bawah pengaruh hormon progesteron. Kesembilan, pigmentasi kulit, yaitu timbulnya kulit yang berwarna lebih gelap di pipi, hidung, aerola mamae dan kulit daerah perut.

    Kesepuluh varises, yaitu pelebaran pembuluh darah vena terutama pada akhir kehamilan atau dapat merupakan gejala sisa dari kehamilan terdahulu. Pelebaran pembuluh darah vena dapat terjadi di daerah genetalia eksterna, belakang lutut, kaki, betis dan anus.

    Kesebelas, tanda-tanda klinis yang dapat terjadi, yaitu tanda hegar (mulut rahim lebih lunak), tanda chadwick (mulut rahim berwarna kebiruan), tanda piscaeseck (rahim membesar asimetri), tanda braxtonchicks (rahim mudah kontraksi bila dirangsang. Suhu basal tetap tinggi (37,2 hingga 37,8 derajat Celcius).  Kedua belas, HCG positif. Umumnya dapat diperiksa kadar HCG dalam darah. Pemeriksaan ini memang khas dan dapat membantu diagnosis kehamilan sedini mungkin.  Namun harus diingat, tidak selamanya HCG urin atau darah positif menunjukkan wanita yang bersangkutan pasti hamil.

    Tanda-tanda dan gejala yang disebutkan di atas, menurut laila Nuranna, adalah gejala hamil yang timbul dan bersifat tidak pasti. Untuk memastikan kehamilan maka harus diperoleh tanda-tanda lainnya, seperti :

    Satu, dapat diraba bagian-bagian janin dan dirasakan gerak janin tersebut. Pada wanita yang baru mengalami pertama kali hamil akan terasakan sekali gerakan di dalam perut pada usia kehamilan 4,5 bulan atau atau 18 minggu, sedangkan pada wanita yang sudah pernah melahirkan akan terasakan gerak  janin pada kehamilan empat bulan atau hamil 16 minggu.

    Dua, bunyi jantung janin. Dengan alat doppler akan terdengar bunyi  jantung janin pada usia kehamilan 12 minggu. Sedangkan dengan stetoskop laenec (alat untuk mendengarkan bunyi jantung janin dari kayu atau logam), bunyi jantung janin baru terdengar pada usia kehamilan 20 minggu.

    Tiga, dengan sinar rontgen tampak kerangka janin pada usia 15 minggu. Tentu saja pemeriksaan dengan sinar rontgen ini tidak dianjurkan bila hanya bertujuan untuk mengetahui kehamilan, karena sinar rontgen khususnya pada kehamilan muda tidak aman. Empat, dengan ultrasonografi (scenning). Dengan alat ini akan dapat diketahui kantong janin, panjang janin dari sejak awal kehamilan. Penggunaan alat ini dinilai aman sekalipun pada kehamilan trisemester pertama.

    Bagi wanita yang tengah hamil, Nuranna menganjurkan agar cepat-cepat berkonsultasi dengan dokter atau bidan jika tanda-tanda atau gejala-gejala kehamilan itu sudah terasakan. “Mulailah hidup dengan penuh perhitungan, jangan lupa mengikuti kaidah-kaidah hidup sehat.  Karena  Anda harus ingat bahwa Anda sudah mempunyai beban yang harus dihidupi di dalam tubuh Anda,” katanya.(din/ed).
 
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar