Jumat, 10 Februari 2012

Akibat Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan berbagai efek negatif untuk kesehatan. Anak-anak yang masih lugu tentu tidak memahami bahaya ini. Maka, merupakan tanggung jawab orang-tua menjaga agar anak mereka tetap sehat. Orang-tua harus mengetahui apa penyebab obesitas dan bagaimana cara mencegah atau mengatasi masalah obesitas anak

Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat obesitas adalah diabetes, darah tinggi, atau penyakit jantung. Penyakit-penyakit yang dulu dianggap sebagai penyakit usia lanjut dan dewasa, kini dapat dialami pada anak akibat timbunan lemak, kolesterol dan gula yang terdapat dalam tubuh. Gangguan pernapasan atau asma berisiko lebih besar dialami anak yang mengalami obesitas.
Selain itu, anak-anak dengan kelebihan berat badan atau kegemukan juga dapat mengalami kesulitan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang seharusnya berkembang. Belum lagi efek psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan dari teman-teman sekelas pada anak-anak yang telah bersekolah.

Penyebab Obesitas

Beberapa penyebab obesitas pada anak adalah:

·         Faktor genetik

Merupakan faktor keturunan dari orang-tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.

·         Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan

Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan cepat saji. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji meski rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan.

·         Minuman ringan

Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari minuman ini.

·         Kurangnya aktivitas fisik

Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer, Internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.

Solusi Obesitas

Untuk Anda yang memiliki anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas, hendaknya tidak memaksakan diet ketat untuk anak karena hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatannya. Sebaliknya untuk mengatasi obesitas anak atau mencegah anak Anda agar tidak mengalami obesitas, langkah-langkah yang dapat Anda lakukan antara lain sebagai berikut.

·         Perhatikan makanan yang akan diberikan untuk anak

Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food, makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran segar. Perbanyak konsumsi buah dan susu yang baik untuk pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu berlebihan.

·         Berikan sarapan dan bekal untuk anak

Sarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai harinya. Ini diperlukan agar anak dapat kuat saat beraktivitas di sekolah dan mencegah makan berlebihan setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat mengontrol gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar.

·         Perbaiki teknik mengolah makanan

Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak yang dikonsumsi. Anda dapat mencoba untuk mengukus, merebus atau memanggang makanan agar makanan lebih sehat.

·         Tetapkan aturan makan

Biasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan televisi atau komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di depan komputer.

·         Batasi kegiatan menonton televisi, video game atau penggunaan komputer

Melakukan kegiatan tersebut akan membuat anak Anda malas bergerak, maka diperlukan aturan tegas tentang berapa lama kegiatan ini boleh dilakukan. Selanjutnya, Anda dapat membantu anak Anda agar menyenangi hiburan lain seperti bersepeda, bermain bola atau sekedar lompat tali.

·         Lakukan kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik

Anda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan kegiatan olahraga bersama seperti jogging, lari pagi, berenang, badminton atau olahraga lainnya. Atau rencanakan liburan bersama di pantai, kebun binatang atau taman sehingga Anda dan anak dapat lebih banyak berjalan kaki.
Anak yang gemuk memang lucu dan menggemaskan. Namun jagalah putra dan putri kesayangan kita agar mereka bertumbuh dengan sehat dan juga memiliki pola hidup dan pola makan yang sehat. Orang-tua bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Ingatlah bahwa obesitas atau kegemukan bukanlah hal yang bagus bagi seorang anak.
Obesitas dan kelebihan berat badan memiliki dalam dekade terakhir menjadi masalah global - menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa di atas usia 15 + kelebihan berat badan, setidaknya 400 juta orang dewasa menderita obesitas dan setidaknya 20 juta anak di bawah usia 5 tahun kelebihan berat badan.
Para ahli percaya jika kecenderungan ini terus berlangsung pada tahun 2015 sekitar 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta akan obesitas. Skala masalah obesitas memiliki sejumlah konsekuensi serius bagi individu dan sistem kesehatan pemerintah

Konsekuensi dan Risiko Kesehatan

Obesitas adalah perhatian karena implikasinya bagi kesehatan individu karena meningkatkan risiko banyak penyakit dan kondisi kesehatan termasuk: -
  • Penyakit jantung koroner
  • Diabetes tipe 2
  • Kanker (endometrium, payudara, dan usus besar)
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Dislipidemia (misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi)
  • Pukulan
  • Hati dan penyakit Kandung empedu
  • Masalah tidur apnea dan pernapasan
  • Osteoarthritis (degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi)
  • dan masalah Ginekologi (menstruasi abnormal, infertilitas).
Kondisi ini dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi kepada kematian prematur dan cacat substansial.
Penyakit kardiovaskular - terutama penyakit jantung dan stroke - sudah nomor satu di dunia penyebab kematian, menewaskan 17 juta orang setiap tahun dan diabetes telah dengan cepat menjadi epidemi global - menurut WHO proyeksi kematian diabetes akan meningkat lebih dari 50% di seluruh dunia dalam 10 tahun berikutnya.
Kondisi kesehatan kurang umum yang terkait dengan peningkatan berat badan termasuk asma, steatosis hepatik dan apnea tidur.

Konsekuensi Ekonomi

Kegemukan dan obesitas dan masalah terkait kesehatan mereka memiliki dampak ekonomi yang signifikan terhadap sistem kesehatan dan biaya medis yang terkait dengan kelebihan berat badan dan obesitas memiliki baik biaya langsung dan tidak langsung - biaya medis langsung mungkin termasuk layanan pencegahan, diagnostik, dan pengobatan berhubungan dengan obesitas, sementara tidak langsung biaya berhubungan dengan hilangnya pendapatan dari produktivitas menurun, aktivitas terbatas, ketidakhadiran, dan hari tempat tidur dan pendapatan hilang oleh kematian dini.

Mendefinisikan Obesitas

Kegemukan dan obesitas didefinisikan oleh WHO sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan ke individu.
Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker dan sementara itu pernah menjadi masalah hanya di negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas meningkat secara dramatis kini di negara berpenghasilan rendah dan menengah. negara-negara seperti sekarang menghadapi "beban ganda" dari penyakit, untuk sementara mereka terus berhubungan dengan masalah penyakit menular dan kurang gizi, mereka juga mengalami kenaikan pesat dalam faktor risiko penyakit kronis seperti obesitas dan kelebihan berat badan, terutama di perkotaan.
Di bawah-gizi dan obesitas sering ada sisi-by-side dalam negara yang sama, komunitas yang sama dan bahkan di dalam rumah tangga yang sama dan ini beban ganda disebabkan oleh nutrisi yang tidak memadai pra-natal, bayi dan anak yang diikuti oleh paparan tinggi lemak , padat energi, mikronutrien miskin makanan dan kurangnya aktivitas fisik.

Mengukur Obesitas

Ukuran populasi mentah obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI) yang merupakan indeks sederhana dari berat badan-tinggi untuk-yang umum digunakan dalam mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi orang dewasa dan individu - berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). BMI menyediakan pengukuran tingkat populasi yang paling berguna dari kelebihan berat badan dan obesitas sebagai itu adalah sama untuk kedua jenis kelamin dan untuk semua usia dewasa, tetapi itu hanyalah panduan kasar karena mungkin tidak sesuai dengan derajat yang sama kegemukan pada individu yang berbeda.


WHO mendefinisikan orang dewasa yang memiliki BMI antara 25 dan 29,9 sebagai kelebihan berat badan - orang dewasa yang memiliki BMI 30 atau lebih tinggi dianggap obesitas - BMI di bawah 18,5 dianggap berat badan, dan antara 18,5-24,9 berat badan yang sehat.


BMI menyediakan patokan untuk penilaian individu, namun para ahli menduga bahwa risiko penyakit kronis pada populasi meningkat secara progresif dari BMI 21 ke atas.


Melihat Tumbuh Kembang si Kecil





Tahap Perkembangan Anak
 Apa saja yang sudah bisa dilakukan si kecil? Mengapa anak tetangga sebelah yang seusia dengan si kecil sudah bisa mengucapkan "mama" tetapi mengapa si kecil belum? Sebenarnya apa saja yang seharusnya sudah dapat dilakukan si kecil pada usianya sekarang? Dalam tumbuh kembangnya, si kecil akan mengalami berbagai tahapan yang harus diperhatikan. Sangatlah menyenangkan untuk mengamati dan membantu anak sejak bayi menjadi balita agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Tahap Perkembangan Anak

Melihat hal-hal pertama yang bisa dilakukan si kecil, bisa menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan sebagai orang tua. Melihatnya tertawa, mendengarnya mengucapkan kata pertama, melihatnya berdiri atau berjalan dapat menjadi moment yang tak terlupakan. Walau kadang terlambat, orang tua dapat memberi dukungan untuk anak, maka sangatlah penting untuk mengetahui apa saja tahapan yang akan dilalui si kecil seiring bertambah usianya.
Tumbuh kembang seorang anak, dibagi menjadi 3 hal, yaitu:

·         Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

Merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari sekitar juga menggunakan bahasa.

·         Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

Merupakan kemampuan anak untuk melakukan gerakan atau aktivitas fisik menggunakan anggota tubuhnya.

·         Kemampuan Sosial / Emosional

Merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain untuk menunjukkan perasaannya.




Berikut ini adalah tahapan perkembangan seorang anak berdasarkan usia. Meski perkembangan setiap anak tidak selalu sama, namun angka ini bisa menjadi acuan umum.

Usia 0-2 bulan


Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

  • Senang melihat benda yang bergerak diikuti dengan gerakan mata atau kepala.
  • Membuat suara yang nyaring.
  • Mengenali suara orang lain dan tahu darimana asalnya.

Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

  • Membuat ekspresi wajah yang berbeda.
  • Merespon saat merasakan sentuhan.
  • Sering mengisap jari atau menggunakannya untuk menyentuh benda di sekitarnya.

Kemampuan Sosial / Emosional

  • Senang menatap wajah orang.
  • Menangis dengan tangisan yang berbeda untuk menunjukkan rasa lapar, sakit atau mengantuk.
  • Tersenyum

Usia 3-6 bulan


Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

  • Berkreasi dengan suaranya sendiri.
  • Senang memperhatikan orang berbicara, khususnya yang berbicara dengan gaya seperti bayi.
  • Dapat mengucapkan satu suku kata mudah seperti "pa", "ma", "ba".

Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

  • Duduk tanpa bersandar.
  • Memegang dan menggenggam benda.

Kemampuan Sosial / Emosional

  • Dapat menunjukkan senyuman yang berbeda-beda.
  • Suka bermain dengan bayi lain.
  • Merespons suara dengan sentuhan.







Usia 7-12 bulan


Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

  • Dapat menunjuk kepada sesuatu dengan kata-kata atau dengan bahasa isyarat.
  • Mengerti perintah. Misalnya: "Ayo, kesini!"

Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

  • Dapat bermain dengan benda yang digenggamnya dengan menggunakan ibu jari dan jari-jarinya.
  • Merangkak
  • Berjalan dengan memegang perabot yang ada di rumah atau dengan bantuan orang lain.

Kemampuan Sosial / Emosional

  • Dapat menunjukkan rasa marah, takut atau cemas.
Mengajak orang lain ke suatu tempat dengan cara menunjuk suatu tempat atau mengikuti tempat yang ditunjuk orang lain

Usia 12-18 bulan

(1 tahun sampai 1,5 tahun)

Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

  • Berbicara dengan menggunakan belasan kata.
  • Melakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah.
  • Mengerti kalimat pertanyan seperti "Dimana bonekamu?"

Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

  • Dapat berdiri sendiri.
  • Mampu berjalan tanpa berpegangan.
  • Dapat mejaga keseimbangan.
  • Dapat meniru kegitan yang biasa dilakukan. Misal: minum dari gelas mainan.

Kemampuan Sosial / Emosional

  • Bersuara dengan menggunkan intonasi yang berbeda-beda untuk menunjukkan perasaannya.
  • Berusaha menolong orang yang kesakitan.

Usia 19-24 bulan

(1,5 tahun sampai 2 tahun)

Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

  • Memiliki lebih banyak kosakata yang dapat diucapkan juga dipahami.
  • Mampu menggunakan dua kata dalam suatu kalimat.

Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

  • Dapat berlari.
  • Makan sendiri.
  • Memberi petunjuk saat akan buang air dan sudah dapat menahannya.

Kemampuan Sosial / Emosional

  • Dapat menunjukkan rasa malu, iri, rasa bersalah.
  • Mengenali diri saat di cermin.

Usia 2-3 tahun


Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

  • Dapat meniru tindakan orang dewasa yang rumit.
  • Suka untuk menonton TV.
  • Berbicara untuk meminta sesuatu atau mengajak melakukan sesuatu.

Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

  • Dapat menggambar meniru pola tertentu.
  • Naik tangga dengan 2 tapak kaki di setiap anak tangga.
  • Menyusun balok.

Kemampuan Sosial / Emosional

  • Dapat menceritakan perasaannya.
  • Dapat membedakan laki-laki atau perempuan.

Usia 3-6 tahun


Kemampuan Mental / Berpikir / Berbahasa

  • Berbicara dengan menggunakan kalimat panjang dan mengandung beberapa ide.
  • Mampu menanyakan pertanyaan yang sulit.
  • Dapat bercerita tentang peristiwa tertentu.

Kemampuan Fisik / Motorik / Sensorik

  • Naik turun tangga dengan menggunakan 1 kaki di tiap anak tangga.
  • Menulis hal-hal yang sederhana, seperti namanya sendiri.
  • Suka jenis makanan tertentu.

Kemampuan Sosial / Emosional

  • Jika bermain dengan anak lain, suka mendominasi atau didominasi.
  • Dapat menyembunyikan emosinya, seperti rasa malu.
  • Mempunyai teman "dekat" yang memiliki kegemaran yang sama.

Mengetahui tahap perkembangan anak Anda dapat menjadi petunjuk bagi orang tua. Jika kemampuan anak belum sesuai dengan usianya, orang tua dapat membantu misalnya dengan menggunakan mainan untuk menstimulasi otak atau kemampuan fisiknya. Atau mengajak anak melakukan hal-hal bersama.