Sabtu, 14 Januari 2012

Jangan Ragu Menunda Kehamilan

3 Januari 2012
JAKARTA - Kehamilan adalah suatu berkah. Sudah sepantasnya dijaga sebaik-baiknya. Karena itu, jika tidak siap, wanita disarankan untuk tidak ragu menunda kehamilan.
“Kehamilan harus direncanakan dengan baik. Karena itu bila dirasa perlu maka tundalah kehamilan sampai benar-benar siap,” ujar ahli kandungan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Dr dr Dwiana Oviyanti SpOG (K), baru-baru ini.
Angka kematian ibu menurut data BPS 2010 adalah 270 per 100.000, yang tertinggi se-Asia Tenggara. Tingginya angka kematian diakibatkan kehamilan yang tidak direncanakan.
Dia menganjurkan wanita dengan jam kerja tinggi tanpa istirahat ataupun lingkungan kerja yang tidak baik untuk menunda kehamilannya. Hal ini dikarenakan calon ibu akan kurang istirahat.
Lingkungan kerja yang penuh asap rokok juga tidak baik untuk perkembangan bayi.
Untuk wanita hamil terutama usia kandungan enam bulan ke atas, tiap dua jam bekerja harus istirahat. Bisa berbaring atau sekedar meluruskan kaki selama 15 sampai 30 menit. Selain itu lingkungan kerja juga harus dipertimbangkan.
"Lingkungan yang penuh asap rokok, paparan radiasi, atau zat kimia berbahaya menyebabkan bayi tidak berkembang karena di dalamnya terkandung banyak racun,” tambahnya. (roO)

Anda Berulang Keguguran, Waspadai Toksoplasmosis

9 Januari 2012
JAKARTA -- Keguguran atau abortus dapat disebabkan oleh berbagai hal,
baik karena penyakit (kelainan) pada ibu maupun kelainan pada janinnya
sendiri. Salah satu penyakit infeksi yang perlu diwaspadai adalah
ToRCH (toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus, herpes).
Arti ToRCH sekarang diperluas dengan mengartikan huruf O sebagai
'other disesases' seperti sifilis, infeksi Streptococcus grup B, dan
lainnya. H sekarang diperluas dengann meliputi virus Hepatitis B,
Hepatitis C, HIV, dan Human Papiloma Virus (HPV).
Toksoplasmosis disebabkan oleh suatu infeksi parasit yang bernama
Toksoplasma gondii yang biasanya hidup di dalam binatang herbivora,
karnivora, omnivora, termasuk mamalia dan burung.
Penyakit ini dapat ditularkan oleh binatang peliharaan seperti kucing
dan anjing, serta memakan sayuran, buah dan daging mentah yang
terkontaminasi ookista parasit ini atau secara kongenital melalui
plasenta dari ibu ke janin.
Diperkirakan penularan pada janin terjadi pada setengah kasus infeksi
saat kehamilan yang tidak diobati dengan baik.
Berbagai penelitian menyatakan bahwa seorang wanita dalam kurun
reproduksinya terjangkit toksoplasmosis dapat menghadapi risiko
gangguan daya tahan tubuh yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kesuburannya.
Hal ini dikarenakan parasit menyerang tiap sel berinti termasuk sel
gamet menyebabkan timbulnya kegagalan pembuahan atau hancurnya zigot
-cikal bakal janin sehingga inilah yang menyebabkan terjadinya
keguguran berulang.
Dengan demikian, toksoplasmosis bisa menyebabkan abortus, kematian
janin, pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir prematur sampai
kematian saat lahir. Bayi yang lahir hidup dapat menderita cacat
bawaan serta mudah menderita serangan kejang serta hambatan dalam
perkembangan mental.
Untuk mengurangi risiko toksoplasmosis dan infeksi lain dari makanan
maka masaklah makanan dalam suhu aman dan sampai daging matang. Daging
sapi, kambing dan domba panggang harus dipanggang diatas suhu 65°c.
Daging babi dan sapi harus dimasak di atas 70°c. Seluruh unggas harus
dimasak di atas suhu 90°c.
Jangan lupa untuk mencuci talenan, piring, peralatan makan dan tangan
dengan air yang cukup panas dan disabuni setelah kontak dengan daging
mentah, unggas, makanan laut, buah-buahan atau sayuran yang belum
dicuci.
Bekukanlah daging selama beberapa hari sebelum memasak untuk
mengurangi kemungkinan infeksi.
Untuk mengurangi risiko toksoplasmosis dari lingkungan sebaiknya
hindari minum air yang belum dimasak, memakai sarung tangan jika
berkebun dan selama kontak dengan tanah atau pasir karena mungkin
terkontaminasi dengan kotoran kucing yang mengandung toksoplasma.
Selain itu, biasakan menjaga kebersihan lingkungan maupun pribadi,
termasuk selalu mencuci tangan sebelum makan.
Dokter menasihati jika Anda hamil atau mempunyai daya tahan rendah
sebaiknya hindari membuang kotoran kucing. Jika tidak ada orang lain
dapat menjalankan tugas, pakailah sarung tangan sekali pakai dan cuci
bersih tangan dengan sabun dan air, jagalah agar kucing tetap berada
di dalam ruangan dan jangan mengambil kucing liar, terutama anak-anak
kucing saat Anda hamil. (koO)

Alur Pencatatan Dan Pelaporan Pengendalian Lapangan Program KB


Hal-hal yang dapat dilakukan oleh para suami


hal-hal yang dapat dilakukan oleh para suami adalah sebagai berikut:
  1. NIAT. Tekad dan kesadaran suami akan penting nya ASI eksklusif menjadi sangat vital untuk menghadapi tantangan yang muncul selama pemberian ASI eksklusif. Bahkan pada saat istri dan semua keluarga besar hampir menyerah, suami harus tetap kokoh.
  2. BELAJAR. Suami harus bertanya banyak tentang ASI Eksklusif kepada sumber yang telah sukses melakukannya, jangan malu,  atau searching internet tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan atau baca buku. Hal ini akan sangat menolong istri yang mampu menjadikan suaminya sebagai sumber informasi yang terpercaya.
  3. LEBIH MENGERTI PERASAAN ISTRI. Pada saat kondisi istri labil, emosi dan butuh dukungan, biarkan diri kita sebagai pelampiasannya sampai dia lega. Dibutuhkan kesabaran suami dalam menghadapi hal ini, mengingat istri sudah jauh lebih banyak berkorban dari pada kita. Toh tujuannya untuk kepentingan bersama to!
  4. AMBIL KENDALI. Saat istri dinasihati macam2 (kurang sesuai dengan program ASI Ekslusif yang sedang dijalankan) oleh para sesepuh, tamu, keluarga atau teman, yang mungkin menyinggung perasaan istri, saatnya anda mengambil kendali dengan memberikan penjelasan seperlunya tanpa menyinggung perasaan sesepuh, tamu, keluarga atau teman tersebut, karena mereka juga pasti berniat baik. Jadi ya pinter2 suami memerankan lakon nya sebagai Pengendali situasi. Biasanya dengan mengajak keluar ruangan untuk membicarakan topik menarik akan sangat menolong untuk mengalihkan pembicaraan. (Pinter ngibul intinya… hahahaha)
  5. BERIKAN APRESIASI. Setiap hari lakukanlah hal baru yang mampu membuat istri merasa dipuji karena mampu menjalankan perannya dengan baik, terlebih pada saat dia minder atau tertekan. Tapi jangan lebay lho.. ntar malah jadi bumerang.
  6. PERAN AKTIF. Ajari pengasuh  dalam pemberian ASI kepada bayi saat si ibu tidak di rumah. Memilihkan keperluan ASI dan bayi. Mengatur posisi ASI di kulkas yang sudah sudah diperah oleh istri (freezer dan kulkas). Menanyakan menu makanan yang diinginkan istri, bahkan kalau bisa malah memasakan makanan tersebut.
  7. PILIH DOKTER. Memilih DSA adalah menjadi tanggungjawab suami sebagai kepala rumah tangga. Yakin terhadap pilihan dan berikan penjelasan dan alasan kepada istri.
  8. TAMPAK TENANG DAN MENGALAH. Pada saat istri bingung, suami sebaiknya tidak perlu bingung berjamaah. Perlihatkan raut muka yang tenang (walaupun sebenarnya bingung juga), namun dengan tetap tenang dan berpikir sehat akan sangat membantu dalam mengatasi atau mengurangi kebingungan tersebut.
Dengan menjalankan peran tersebut semoga istri merasa terbantu karena ada kerja sama yang baik antara suami dan istri.

ASI Eksklusif


ASI Eksklusif, seperti:             
  1. Ukuran lambung bayi pada saat lahir hanya sebesar butir kacang. Jadi pada saat bayi lahir, sebenarnya asupan ASI yang dibutuhkan sangat sedikit. Bahkan 1 bulan ukuran lambungnya hanya sebesar bola pimpong. Kesalahan banyak orang adalah pada saat bayi menangis langsung dijejel dengan susu formula sampai 40ml karena ASI belum keluar.  Betapa teganya kita menjejel susu formula yang susah dicerna bayi yang bahkan sampai umur 1 tahun susah mencernanya, tapi diberikan kepada bayi yang baru lahir.
  2. Cairan Kolostrum yang biasanya disebut ASI selamat datang, setetes saja mengandung jutaan antibodi yang akan menjadi pondasi kokoh antibodi si bayi. Cairan ini konon katanya ada hanya seminggu setelah bayi lahir. Jadi sangat kejam kita jika kita tidak memberikan cairan kolostrum itu kepada bayi kita. Kesalahan yang menjadi kebiasaan orang pada umumnya malah membuang ASI selamat datang tersebut karena berwarna kuning. Helloooo……. hhmmm….
  3. Bayi nangis itu banyak penyebabnya, dari pipis, pup, haus/lapar, tidak nyaman, ngantuk dll. Jika sudah memperhatikan semua dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan bayi tetap menangis biarkan saja bayi menangis, namanya juga bayi ya pasti nangis, kalau pedangdut dia pasti akan joget dangdut koplo dan nyanyi ala Inus Daratista. So, do not be panic.
Bermodalkan hal tersebut di atas, menjalankan peran sebagai ayah junior masih dihadapkan pada tantangan selanjutnya. Istri yang sensitif sangat membutuhkan suami yang mendukungnya untuk tetap berjuang memberikan ASI ekslusif kepada si bayi. JANGAN BIARKAN ISTRIMU BERJUANG SENDIRI KAWAN!!!

Inilah Statistik Proses Persalinan


JAKARTA -- Para ibu yang menjalani proses persalinan atau melahirkan di negara-negara berkembang sebagian besar harus mempertaruhkan nyawanya.

Penyebabnya, banyak proses persalinan dilakukan tanpa didukung bantuan tenaga medis yang kompeten.
Simaklah statistik kesehatan ibu menurut data global yang dihimpun dari berbagai organisasi nirlaba dunia dan Badan Kesehatan Sedunia (WHO) :
1. Setiap 90 detik seorang perempuan meninggal pada masa kehamilan atau persalinan.
2. Angka kematian ibu hamil dan melahirkan mencapai 350.000 per tahun atau lebih dari 1.000 orang per hari.
3. Sekitar 99 persen kematian ibu terjadi di negara berkembang.
4. Satu dari 11 ibu yang meninggal karena kehamilan atau persalinan terjadi di Afghanistan.
5. Amerika Serikat menempati urutan ke-50 dalam jumlah kematian ibu, jauh lebih tinggi dibanding negara Eropa, Asia dan Timur Tengah.
6. Sepertiga dari seluruh persalinan di seluruh dunia dilakukan tanpa tenaga profesional.
7. Di tahun 20111, lebih dari 50 juta bayi dilahirkan tanpa bantuan tenaga medis.
8. Bila jumlah bidan ditambah 350.000 orang maka angka kematian ibu dan bayi yang bisa dicegah mencapai 3,6 juta jiwa.
9. Peningkatan 10 persen kemampuan tenaga kesehatan setara dengan penurunan angka kematian ibu sampai 5 persen.
10. Sekitar 80 persen kematian ibu bisa dicegah dengan murah, yakni pemeriksaan kehamilan teratur, keluarga berencana (KB), persalinan dengan tenaga medis, serta perawatan kesehatan selama seminggu setelah persalinan.
11. Sekitar 1 dari 7 perempuan di negara berkembang menikah pada usia 15 tahun.
12. Gadis berusia kurang dari 15 tahun beresiko lima kali lebih besar meninggal saat persalinan.
13. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan menjadi penyebab utama kematian pada remaja putri berusia 15-19 tahun. Angkanya mencapai 70.000 kematian setiap tahun.
14. Sekitar 215 juta perempuan yang tidak mau menambah jumlah anak tidak memiliki akses terhadap layanan KB.
15. Setiap tahunnya, kontrasepsi modern bisa mencegah 188 juta kehamilan yang tidak diinginkan.
16. Penggunaan kontrasepsi membantu mencegah 150.000 kematian ibu.
17. Memenuhi kebutuhan calon akseptor KB akan mengurangi kematian ibu sampai 32 persen.
18. Keluarga berencana juga mengurangi kematian bayi sampai 10 persen.
19. Sekitar 25 juta ibu di seluruh dunia telah menerima informasi kesehatan melalui internet dan ratusan ribu ibu menerima informasi tersebut melalui ponsel.
20. Meski penyampaian informasi kesehatan sudah canggih, namun baru 23 negara yang mencapai berhasil target Millenium Developtment Goals (MDG's) nomor lima yakni mengurangi kematian ibu sampai 75 persen pada 2015. (ABCNews/KOH)


Soal HIV AIDS, Perlu Pendekatan Rasa Takut
, 28 Desember 2011
Page Image
Page Content
JAKARTA -- Bagi Eduard Depari sosialisasi mengenai HIV/AIDS caranya sudah benar, tetapi pesannya kurang strategis. Kalau berbicara mengenai komunikasi, katanya, berarti berbicara mengenai media, siapa yang menyampaikan, dan pesan.

”Media mungkin sudah tepat. Khalayak sasaran bisa jadi juga sudah tepat.  Soal sasaran perlu diberikan pentingnya penekanan, dan prioritas ke daerah-daerah  yang rentan terhadap HIV/AIDS,” katanyan ketika ditemui di ’markas’ Royston Advisory Indonesia UOB Plaza, Jalan MH Thamrin, Jakarta, pekan lalu.

Di ruang kantor model minimalis, Eduard Depari menambahkan selain yang dikemukakan, mengenai komunikatornya juga sudah cukup baik, yakni mereka yang memiliki  kredibilitas termasuk pemerintah.
”Cuma masalahnya apakah pesannya termasuk strategis. Karena begini. HIV/AIDS ini bukannya sesuatu yang bisa kita samakan penyakit seperti malaria, demam berdarah dan sebaianya dalam hal penyebaran dan dampaknya,” kata pakar komunikasi ini.
Alasannya? ”Ya, karena, utamanya AIDS itu kan sama dengan sesuatu yang fatal, juga menyangkut generasi. Saya sebut pesannya kurang strategis karena penyampaiannya atau penyebarluasannya harus melalui pendekatan rasa takut. Ini yang kurang,” kilahnya.

Orang atau masyarakat mungkin tahu, tapi belum tentu sadar. Lain antara tahu dan sadar mengenai dampak AIDS ini. Apakah mereka sadar akan potensi penyebarannya yang bisa-bisa indiskriminatif.
Artinya, anak-anak yang belum mengenal seks bisa terkena. Bayi merah yang belum berdosa juga bisa terkena. Jadi hal semacam inilah kenyataannya. Apalagi bagi masyarakat Indonesia yang relatif tingkat pendidikan umumnya belum terlalu tinggi.

Pendekatan rasa takut itu menurutnya menjadi sesuatu yang mutlak. Dan Eduard pun memberikan analogi. Kalau menyampaikan soal penyakit gila anjing (rabies) misalnya, harus digambarkan secara visual penderitaan orang yang terkena rabies. Ini harus dijelaskan lewat kampanye soal indikasi dan akibat fatalnya kalau terlambat menangani dampak rabies.

”AIDS juga begitu. Kita gambarkan bagaimana bahaya dan dampak akibat AIDS, sehingga orang itu menjadi  jera tanpa harus mengalami. Celakanya sekarang sering sekali baru menyadari bahayanya kalau orang dekat atau yang kita kenal mengalami. Ini bisa dicegah kalau mau belajar dari pengalaman orang lain.”

Justru testimoni dari orang-orang yang mengalami ini, menurut dia, harus diceritakan dan kalau perlu divisualkan melalui televisi.  (H)