Sabtu, 01 Oktober 2011

Pendidikan Seks Bagi Anak

Anak-anak dan remaja rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Jika tidak mendapatkan pendidikan seks yang sepatutnya, mereka akan termakan mitos-mitos tentang seks yang tidak benar. Informasi tentang seks sebaiknya didapatkan langsung dari orang tua yang memiliki perhatian khusus terhadap anak-anak mereka.

Menurut Psikolog, Ridwan S.Psi, cukup banyak remaja saat ini yang melakukan hubungan seks pra nikah. “Salah satu penyebabnya, karena kurangnya pendidikan seks kepada anak dan remaja. Tidak jarang orang tua yang tidak merespons pertanyaan anak mengenai seks. Bahkan anak harus menunggu besar dahulu untuk bisa mengetahui jawabannya,” ujarnya. Dikatakan, sebenarnya waktu terbaik untuk memberikan seks adalah sejak dini. Karena jika orang tua ataupun lembaga pendidikan, terlambat memberikan pendidikan seks, dikuatirkan anak akan mencari tahu sendiri mengenai seks. Baik dari internet ataupun teman.

Hal demikian, menurutnya, justru bisa berdampak negatif terhadap anak atau remaja. Karena bisa saja informasi yang didapatkan tersebut, justru salah. Sehingga, anak bisa menerapkannya dengan cara yang salah juga.Dicontohkannya, pada usia Balita, orang tua sudah bisa memberikan pendidikan seks kepada anak, dengan cara yang mudah. Seperti, mengenalkan kepada si kecil tentang organ-organ seks miliknya secara singkat saja, dan tidak perlu mendetail. Kemudian, pada saat menjelang remaja atau aqil baligh, orang tua bisa menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja.

Selanjutnya, pada usia remaja, menurutnya orang tua harus lebih intensif lagi menanamkan nilai-nilai moral yang baik. ‘’Pada usia remaja, seseorang akan mengalami banyak perubahan  secara seksual. Untuk orang tua perlu memberikan penjelasan mengenai kerugian atau dampak negatif mengenai seks bebas, seperti, tertularnya penyakit,” jelasnya.Pendidikan seks sejak dini bisa menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Menurutnya, tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks, yang dikuatirkan tidak benar.




Penyebaran HIV


HIV menular melalui :
1.      Menggunakan Jarum Suntik
2.      Hubungan Seks berganti ganti pasangan
3.      Dari ibu ke bayi melalui proses : Hamil, Melahirkan dan Menyusui
HIV tidak menular melalui :
1.      Gigitan Nyamuk atau serangga lainnya
2.      Berenang bersama pengidap HIV
3.      Memakai Toilet bersama
4.      Bersalaman / Pelukan
5.      Terpapar Batuk atau Bersin
6.      Berbagi atau menggunakan alat makan bersama
Bagaimana jika ingin mengetahui status HIV saya ?
Status HIV Cuma bias diketahui dengan jalan KONSELING dan TESTING HIV

·        Testing HIV merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium disertai konseling pre dan pasca testing HIV
·        KOnseling dan Testing HIV Sukarela dilakukan tanpa paksaan, rahasia, tidak membeda – bedakan serta menjamin kualitasnya
·        Manfaat Konseling dan Testing HIV Sukarela :
- Mendapatkan Informasi, pelayanan dan perawatan sesuai kebutuhan masing -  
   Masing.
- Dukungan untuk perubahan perilaku yang lebih sehat dan aman dari penularan 
   HIV.

Cara Mencegah Penularan HIV :
A = Anda tidak melakukan seks
B = Bersikap saling setia dengan pasangan
C = Cegah dengan memakai Kondom
J = Jangan menggunakan narkoba terutama suntik








HIV Di Maluku Utara

Penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus penyebab AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) di Maluku Utara (Malut) makin menggejala. Terbukti, periode januari hingga mei tahun ini ditemukan 5 kasus baru penderita HIV/AIDS di Malut. Kelima penderita baru ini ditemukan di Halmahera Utara (Halut) dan Halmahera Selatan (Halsel).Dengan bertambahnya 5 penderita HIV/AIDS tersebut, maka total jumlah kasus ini di Malut bertambah menjadi 41 orang, karena data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Malut sebelumnya, data tahun 2004 hingga 2010 terdapat 36 penderita HIV/AIDS di Malut. Data KPA Malut juga menunjukkan bahwa Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, dan Halmahera Utara merupakan daerah yang rawan virus mematikan ini. Sedangkan faktor resiko penularan HIV/AIDS di malut kebanyakan disebabkan karena hubungan heteroseksual, yaitu 15 kasus, homoseksual 1 kasus, suntikan 13 kasus, perinatal (terbawa sejak lahir) 3 kasus, dan 4 kasus lainnya belum diketahui., ( sumber: BKKBN Maluku Utara )