Senin, 11 Juni 2012

Masih rendahnya partisipasi pria dalam KB di propinsi Maluku Utara mendorong BKKBN Propinsi Maluku Utara untuk mengadakan kerjasama dengan Kanwil Departemen Agama Propinsi Maluku Utara. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk penandatanganan naskah kerjasama tentang Peningkatan Partisipasi KB Pria dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang telah ditandatangani pada pembukaan Rakerda Propinsi Maluku Utara pada tanggal 27 maret 2006 yang lalu.
Penandatanganan naskah kerjasama tersebut ditandatangani oleh Drs. H. M. Yamin Waisale selaku Kepala BKKBN Propinsi Maluku Utara dan Drs. H. Djafar Conoras selaku Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi Maluku Utara. Naskah kerjasama tersebut lebih difokuskan kepada Peningkatan Partisipasi Pria dalam KB dengan sasaran kegitan berupa KIE kepada KUA, Penghulu, dan pembantu penghulu di tingkat kecamatan dan desa.
Tujuan dari penandatanganan naskah kerjasama ini antara lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi keagamaan dalam mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga serta meningkatkan partisipasi pria/suami dalam ber-KB, melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera, serta untuk mewujudkan keluarga sakinah.
Dalam penandatanganan naskah kerjama ini baik BKKBN Maluku Utara maupun Kanwil Departemen Agama mempunyai tugas dan tanggung jawab masing – masing yang harus dijalani dengan baik oleh kedua belah pihak.
Dalam kerjasama ini Kanwil Departemen Agama mempunyai bertugas dan bertanggung jawab dalam hal :
  1. Mengkomunikasikan dengan bahasa agama kepada masyarakat bahwa Program KB bukan hanya tanggung jawab wanita saja, melainkan tanggung bersama suami dan isteri.
  2. Menyamakan persepsi dikalangan BP4, KUA, Penghulu dan pembantu penghulu tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan partisipasi pria.
  3. Memberikan info kepada calon pengantin yang diintegrasikan kepada kursus pengantin.
  4. Melakukan ceramah / khotbah nikah kepada pasangan pengantin, yang materinya dapat memuat info pencegahan kekerasan dalm rumah tangga.
  5. Bersama dengan BKKBN Propinsi Maluku Utara merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan partisipasi pria dalam ber-KB
  6. Bersama BKKBN Propinsi Maluku Utara melaksanakan pemantauan dan evaluasi.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab BKKBN Propinsi Maluku Utara dalam perjanjian kerjasama ini antara lain adalah :
  1. Menyediakan sarana pelayanan bagi petugas pelaksana.
  2. Memberikan bantuan informasi untuk meningkatkan pemahaman tenatang kekerasan dalam rumah tangga dan peninggkatan partisipasi pria.
  3. Bersama Kanwil Departemen Agama menyusun petunjuk pelasanaan pemberian informasi.
  4. Bersama Kanwil Departemen Agama merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
Pembinaan kerjasama dalam bentuk penandatangan naskah kerjasama dengan instansi pemerintah seperti yang dilakukan oleh BKKBN Propinsi Maluku dengan Kanwil Depag Propinsi Malut ini adalah salah satu bentuk upaya dan langkah awal yang sangat baik, agar lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan partisipasi pria dalam program KB kepada masyarakat.
Upaya seperti ini sepatutnya ditiru oleh BKKBN Propinsi lainnya di Indonesia karena kerjasama seperti ini sangat bermanfaat dan efektif dalam akselerasi peningkatan partisipasi pria dalam KB kepada masyarakat luas. (dr.sheilla)
Sumber : Gema Pria, 
Senin, 29 Mei 2006 @ 10:37:27

USIA 20 TAHUN

Orang mungkin menduga bahwa usia 20-an adalah usia puncak untuk segalanya: penampilan, kesehatan, atau karier. Melewati usia 30, anggapannya penampilan sudah mulai menua (karena hadirnya anak-anak), stamina menurun, sementara stres bertambah lantaran kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
Namun menurut penelitian yang diadakan oleh brand pakaian premium CC, kaum perempuan justru mencapai puncak kebahagiaannya pada usia 35 tahun. Pada usia tersebut lah mereka menemukan penampilan yang membuat mereka paling bahagia dan percaya diri. Satu dari tiga perempuan mengaku, semakin bertambah usia, mereka merasa makin nyaman dengan penampilan mereka. Tiga dari empat perempuan menganggap gaya mereka makin membaik.
Para peneliti juga mendapati bahwa satu dari 20 perempuan bahkan belum merasa prima sampai memasuki usia 56 tahun. Sebaliknya, 59 persen perempuan mengaku merasa bersalah karena bergaya terlalu muda untuk usia mereka.

"Ada asumsi bahwa penampilan dan selera berbusana Anda mencapai puncaknya di akhir usia belasan dan awal 20-an, namun penelitian ini menunjukkan bahwa Anda bisa menunggu sampai Anda menemukan gaya dan citra yang sesuai untuk Anda. Kepercayaan diri, pengetahuan, dan kebijakan itu penting bisa menyangkut penampilan yang baik. Anda bisa bisa saja mengikuti tren terbaru dan barang-barang fashion yang wajib dimiliki, namun jika Anda tidak memiliki kepercayaan diri untuk memakainya, pasti sia-sia," papar juru bicara CC mengenai hasil penelitiannya.

Pencapaian puncak di usia 35 tahun ini juga tidak melulu berkaitan dengan penampilan. Dalam penelitian yang dilakukan situs belanja bahan makanan Asda, pernah diungkapkan bahwa perempuan butuh 11 tahun untuk menguasai cara mengolah hidangan yang sempurna untuk makan malam, yang biasanya terjadi usia 30-an. Dua pertiga perempuan baru memasak makan malamnya yang pertama pada usia 23. Namun, mereka baru merasa benar-benar menguasai cara memasaknya pada usia 34. Lebih dari separuhnya mengatakan bahwa menyiapkan makan malam pada waktunya justru merupakan bagian paling sulit.