Rabu, 21 Desember 2011

BKKBN Prioritaskan Penggarapan Pelayanan KB Wilayah Galcitas

Maluku Utara - BKKBN : Kedengarannya sepele, namun kerap menjadi ancaman  serius di banyak daerah, bahkan juga di banyak negara. Itulah problem kependudukan yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi dan tak mudah dalam menemukan pemecahannya. Kita, selama ini masih menghadapi tantangan karena belum bisa keluar dari dilema kependudukan. Penduduk itu  sendiri, tidak bisa hanya dilihat dari kategori demografi  saja tetapi juga harus diperhatikan  dari kategori kualitatif yang mempunyai daya saing, agar penduduk bisa menjadi bangsa Indonesia secara utuh  apalagi, di wilayah Galcitas (tertinggal, terpencil, dan perbatasan hingga daerah kepulauan).Berdasarkan data menunjukkan bahwa rata-rata perempuan usia subur wilayah tersebut mempunyai anak lebih banyak, dibandingkan dengan perempuan  usia subur di daerah yang lebih maju.

Tingkat unmet need (mereka yang ingin menjalankan program KB tetapi tidak terlayani),tergolong cukup tinggi. Secara keseluruhan, angka unmet need Indonesia adalah 9,1 persen dari jumlah pasangan subur yang terpantau saat ini sekitar 50 juta jiwa lebih. Angka ini meningkat sejak tahun 2007, contohnya tahun 2003 hanya 8,1%.  Hal itu terjadi akibat akses informasi dan pelayanan KB yang sangat terbatas. Kita ketahui bahwa akses pelayanan ke daerah terpencil sulit dijangkau, meski demikian, BKKBN terus memberikan perhatian khusus terhadap wilayah ini walaupun harus menelan dana yang tidak sedikit.  Oleh karena itu, kebijakan BKKBN sejak tahun belakangan ini, meningkatkan akses layanan KB, melalui pengembangan jaringan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, termasuk pelayanan kesehatan reproduksi remaja dan pelayanan KB berkualitas. Upaya penggarapannya pun diarahkan pada proses penurunan angka unmet need KB dengan memberikan perhatian khusus pada daerah miskin dan Galcitas, termasuk wilayah pulau-pulau kecil terluar (Outer Island).

Untuk mewujudkannya, BKKBN bekerja sama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT), TNI-Polri, PT Pelni, dan sejumlah institusi lainnya yang dilakukan secara terpadu. Prioritas penggarapan Program KB di wilayah Galcitas, dengan cara meningkatkan akses layanan KB jangka panjang, dalam upaya menekan angka kelahiran penduduk. Metode yang diterapkan adalah  kontrasepsi jangka panjang (MKJP). IUD, implant, MOP, dan MOW, termasuk KB pria (MOP). Semua ini dilakukan BKKBN,  agar masyarakat di daerah itu bisa mendapat akses yang mudah dalam pelayanan KB. Selain itu, revitalisasi Program KB, dilakukan dengan meningkatkan akses layanan KB melalui pengembangan jaringan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, termasuk pelayanan kesehatan reproduksi remaja dan pelayanan KB berkualitas. Inilah, salah satu upaya menyukseskan program BKKBN dalam mendorong KB dan  kependudukan di daerah Galcitas.

Masyarakat di perbatasan tidak hanya akses pelayanan KB saja yang selama ini masih kurang,  melainkan akses terhadap sarana prasarana, pendidikan, pelayanan dan fasilitas umum pun sangat terbatas. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, maka angka unmet need turun, juga berkat kerjasama dengan pemerintah daerah di tiap-tiap provinsi. Kita berharap pemerintah daerah bisa menjadikan Program KB sebagai prioritas, dan mendukung pusat-pusat pelayan khusus yang digarap pula dengan khusus oleh BKKBN. Adapun penggarapan KB sasaran khusus ini diantaranya,  diarahkan ke Provinsi Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Aceh.

Sumber ; BKKBN Prov Malut Rabu, 21 Desember 2011 @ 08:44:12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar