Jumat, 21 Oktober 2011

alat kontrasepsi ini relative aman karena tidak memiliki efek samping seperti halnya obat. Alat ini dipasangkan didalam rahim oleh petugas medis terlatih. Alatnya sendiri  steril, kecil dan elastis. Kelebihannya adalah pada efektifitas pemasangan yang bisa berlangsung untuk jangka waktu yang lama, 8 tahun maksimal. Bisa dibuka sebelum waktunya, jika anda ingin merencanakan kehamilan kembali. Karena, menurut teori, kesuburan akan segera kembali tidak lama setelah IUD dicabut. Pada IUD Copper T ini, terdapat lilitan Copper (tembaga) yang berfungsi untuk melemahkan sel sperma yang berusaha menemui sel telur di saluran tuba faloppi. Dengan lemahnya sel sperma, maka kemungkinan terjadinya pembuahan lebih minimal. Satu lagi, IUD ini tidak mengganggu terhadap pemberian ASI, dan juga keteraturan haid.
Hampir tidak ada efek samping, bukan berarti tidak ada sama sekali. Pada beberapa kasus, ditemukan kegagalan IUD, tapi ini hitungannya dalam permil. Satu berbanding seribu.  Kegagalan ini disebabkan karena IUD keluar dengan sendirinya dari rahim melalui vagina ketika akseptor sedang mengalami masa haid yang banyak, ketika membuang urine, atau bisa juga gara-gara kebohongan yang dilakukan akseptor.
Kok kebohongan? Dalam sebuah pelatihan saya mendapat informasi dari pelatih, bahwa seorang ibu yang sudah memiliki anak lima, katanya akan memiliki ukuran rahim yang berbeda dengan ibu yang baru dua kali mengandung. Karena gengsi mengakui sudah memiliki lima anak, maka disebutkanlah bahwa dia memiliki dua anak saja sebelum di IUD. Ketika dilakukan pemasangan, maka ukuran IUD disesuaikan dengan ‘ukuran’ rahim si ibu. Nah, jika kasusnya seperti ini, bukan tidak mungkin IUD akan keluar dengan sendirinya karena memang ukurannya berbeda. Bukankah ini sebuah tindakan kebohongan? Hehehe.
Sebagai indikator masih ada tidaknya IUD di rahim anda, raba lah benang yang terpasang pada IUD tersebut ketika anda membersihkan alat reproduksi anda. Jika benangnya masih teraba berarti IUD ini masih tertanam di rahim anda.
Masa adaptasi setelah pemasangan IUD ini maksimal berlangsung tiga bulan yang ditandai dengan spotting atau timbulnya bercak-bercak darah meskipun bukan masa haid. Mengalami kram di seputar perut ketika mengalami haid. Hal ini wajar adanya, karena yang namanya masa adaptasi, pastilah akan terjadi proses penyesuaian.
Jadi, apakah anda masih merasa ragu untuk ber-KB? IUD bisa menjadi pilihan anda, para wanita karir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar